Minggu, 26 Juni 2016

Analisis Jurnal 3

Tema : Pengendalian Manajemen
Judul : Hubungan Struktur Sistem Pengendalian Manajemen dan Proses Sistem Pengendalian Manajemen dengan Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Penulis : Imas Purnamasari 
Ringkasan Latar Belakang
Dengan mengamati dan menganalisis kinerja BUMN dari tahun 1997 sampai 2001 dan membandingkannya dengan kinerja BUMN pada tahun 2002 sampai 2006 sudah terlihat adanya peningkatan kinerja BUMN. Namun untuk tetap menjaga peningkatan kinerja BUMN supaya tidak mengalami penurunan lagi seperti tahun-tahun sebelumnya, maka proses pengendalian dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen perlu dioptimalkan.
PT Kereta Api Indonesia (PT. KAI) adalah salah satu BUMN yang bergerak di bidang  pelayanan jasa transportasi darat, mulai tahun 1998 perusahaan ini berbentuk PT (Persero).  Keberhasilan PT KAI dalam menghasilkan jasanya tidak hanya tergantung pada keunggulan  teknologi, sarana dan prasarana maupun dana yang tersedia, melainkan juga tergantung kepada kepercayaan publik terhadap kinerja manajemen yang mempunyai peranan penting untuk menjamin kelangsungan aktivitas bisnis perusahaan sesuai yang diharapkan. 
Metode 
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan survey￾explanatory. Pendekatan survey artinya penelitian ini diadakan untuk memperoleh fakta-fakta, mencari keterangan-keterangan faktual serta berusaha untuk menggambarkan gejala-gejala dari praktek yang sedang berlangsung (M. Nazir, 2006: 65). Populasi penelitian ini adalah pusat pertanggungjawaban yang ada di 10 DAOP dan 3  DIVRE, dan populasi respondennya adalah seluruh manajer dan karyawan yang ada di 13 DAOP dan DIVRE tersebut. Mengingat populasi dari DAOP dan DIVRE PT. KAI hanya berjumlah 13, maka keseluruhan populasi tersebut dijadikan sampel seluruhnya atau disebut sampel jenuh (census sampling). Setiap DAOP dan DIVRE diwakili oleh satu orang manajer dari setiap tingkatan manajemen yaitu manajemen puncak (top management), manajemen tingkat menengah (middle management), dan manajemen tingkat bawah (lower management).
Hasi Penelitian 
Berdasarkan gambar tersebut, nampak dari 13 daerah operasi terdapat 8 daerah operasi  memperoleh ROI negatif. Ini menunjukkan rata-rata pengelolaan atas sejumlah investasi yang ditanamkan di setiap daerah operasi masih belum dapat dikelola secara efektif dan efisien, dan menunjukkan kinerja manajemen yang kurang baik.



Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang diuraikan di atas maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisa atas jawaban responden, struktur pengendalian manajemen setiap daerah operasi PT. KAI telah memadai, akan tetapi proses pengendalian manajemen dikatakan belum memadai hal ini disebabkan terdapat aspek pelaksanaan dan pengukuran serta analisa dan pelaporan yang belum berjalan sebagaimana mestinya. Ini berarti masih terdapat kelemahan sistem pengendalian manajemen terutama dalam hal proses pengendalian manajemen.
2. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh informasi secara simultan variabel struktur dan proses pengendalian manajemen memiliki hubungan positif dengan kinerja keuangan. Dengan demikian perubahan kinerja keuangan disebabkan oleh kedua variabel tersebut secara bersama-sama. 

Analisis Jurnal 2

Topik    : AKUNTANSI KOMPREKENSIF
Judul    : PENYAJIAN DAN KOMPONEN OTHER COMPREHENSIVE INCOME
Penulis :  Rima Putri Suryaning Wahyu, Sugeng Praptoyo
Ringkasan Latar Belakang 
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 Laporan Keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkan penyajian yang wajar. Perubahan laba rugi mejadi laba rugi komprehensif menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) menjadikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi lebih informatif bagi pengambil keputusan, hal ini tampak nyata dari format laporan keuangan yang sedikit berbeda dengan sebelumnya. Alasan yang masuk akal karena penggunaan laporan keuangan bersifat umum sehingga dibuat sesederhana mungkin dan semudah mungkin dimengerti oleh pengguna. 
METODE
Penelitian deskriptif kualitatif ini merupakan bentuk dari penelitian non hipotesis yang tidak membutuhkan adanya perumusan hipotesis. Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis penyajian laporan keuangan yang digunakan perusahaan mencakup komponen pendapatan komprehensif lain menurut PSAK No. 1 (revisi 2009)
2. Menganalisis penyajian laporan keuangan yang digunakan perusahaan dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif atau dalam bentuk dua laporan yakni laporan yang menunjukkan komponen laba rugi dan laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain.
3. Menganalisis total laba rugi komprehensif selama satu periode yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non pengendali, pengaruh penerapan restrospektif atau penyajian kembali.
4. Menganalisis dampak positif dan negatif penyajian Other Comprehensif Income terhadap laba bersih operasi dan laba bersih setelah pajak.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Komponen Pendapatan Komprehensif Lain Pendapatan komprehensif adalah adalah jumlah laba bersih dan barang-barang lainnya yang harus melewati laporan laba rugi karena termasuk barang-barang seperti keuntungan yang belum direalisasi atau rugi dari efek yang tersedia untuk dijual dan keuntungan atau kerugian kurs. Barang-barang ini bukan merupakan bagian dari laba bersih, namun cukup penting untuk dimasukkan dalam pendapatan komprehensif, memberikan pengguna lebih besar, gambaran yang lebih komprehensif dari organisasi secara keseluruhan.
Pos-pos atau barang-barang yang melewati laporan laba rugi akan dimasukkan menurut konsep laba komprehensif. Laba komprehensif meliputi semua suatu periode kecuali perubahan aktivitaas investasi oleh pemilik dan didistribusi kepada pemilik. Karena itu, laba komprehensif meliputi semua pendapatan dan keuntungan beban dan kerugian yang dilaporkan dalam laba bersih, dan selain itu juga mencangkup keuntungan dan kerugian yang tidak dimasukkan dalam laba bersih tetapi mempengaruhi ekuitas pemegang saham.

KESIMPULAN
Simpulan hasil penelitian ini dikemukan sebagai beikut: komponen pendapatan komprehensif lain mencakup: (1)Perubahan dalam surplus, (2) Pengukuran kembali atas program manfaat pasti, (3) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha luar negeri, (4) Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan sebagai “tersedia untuk dijual”, (5) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas, sedangkan penyajian Other Comprehensive Income disajikan dalam tiga cara yaitu terpisah dengan laporan laba rugi, gabungan dengan laporan laba rugi, dan melaporkan pos-pos laba komprehensif dalam laporan perubahan ekuitas, sedangkan dalam prakteknya Other Comprehensive Income disajikan dalam laporan laba (rugi) periode dan laba (rugi) komprehensif gabungan yaitu laporan laba rugi digabung dengan laporan laba rugi komprehensif yang hasil akhirnya dinyatakan dalam laba (rugi) bersih komprehensif. 

Analisis Jurnal 1

Topik  :VALAS 
Judul  :ANALISIS ASPEK FUNDAMENTAL DAN PSIKOLOGIS TERHADAP PERUBAHAN KURS VALAS DI INDONESIA PERIODE 2004 – 2012
Penulis  : Ria Safitri, Ria Nelly Sari dan Gusnardi

Ringkasan Latar Belakang 
Ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dollar dari waktu ke waktu menyebabkan ketidakstabilan harga saham. Kondisi ini cenderung menimbulkan keragu-raguan bagi investor, sehingga kinerja bursa efek menjadi menurun. Namun bagaimana menjaga stabilitas dari nilai tukar tersebut? Dan apa indikator dari stabilitas nilai tukar rupiah? Nilai tukar suatu mata uang dikatakan stabil apabila pergerakan nilai tukar mata uang tersebut searah dengan pergerakan nilai tukar mata uang lainnya dalam kawasan. Namun pada kenyataannya pergerakan nilai tukar rupiah masih tidak searah dengan pergerakan nilai mata uang lainnya di kawasan asia, Grafik 1 menunjukkan dari tiga tahun belakangan ini yakni 2010 – 2012, ketidakstabilan pergerakan rupiah mulai terjadi setelah depresiasi kuartal III thn 2011
Metode 
Objek dari penelitian ini yaitu perubahan kurs rupiah terhadap 3 mata uang asing lainnya yaitu USD (yang merupakan transaksi mata uang yang paling sering digunakan) JPY ( merupakan peringkat ke-2 ULN Indonesia setelah USD) dan AUD ( merupakan mata uang yang paling cepat bereaksi terhadap spekulasi/rumor yang beredar di Indonesia). Penelitian dilakukan pada periode .2004 – 2012 dengan data sekunder yang bertype kuartal. Adapun metode yang digunakan adalh metode OLS ARCH GARCH. Berdasarkan lampiran, di ketahui bahwa data yang sudah stasioner dilakukan analisis OLS namun hasil tersebut mengandung arch effect pada ke-3 sample kurs yang diteliti. Selanjutnya dilakukan analisis dengan berbagai model varian ARCH GARCH terhadap. Hasil uji model arch garch di tampilkan pada tabel 1, tabel 2 dan tabel 3 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian terhadap ke-3 sample tersebut dapat dikatakan hamper semua variable baik dari sisi fundamental dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap perubahan kurs USD, JPY dan AUD, terkecuali variable jumlah uang beredar (JUB) yang memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap perubahan kurs JPY/IDR. Variabel selisih tingkat inflasi (INF) berpengaruh signifikan terhadap perubahan kurs, USD – IDR, JPY – IDR dan AUD - IDR. Berdasarkan estimasi ARCH-M tingkat inflasi memiliki koefisien negatif, yang berarti pertumbuhan tingkat inflasi berbanding terbalik dengan perubahan kurs atau dapat diartikan berdampak pada pertumbuhan yang terbalik yang sebaliknya pada kurs, hal ini terjadi karena kenaikan inflasi menyebabkan harga produk mengalami kenaikan, karena sebagian besar produk yang beredar di Indonesia merupakan produk impor maka ketergantungan terhadap mata uang dollar sangat tinggi untuk membayar produk tsb keluar negri, maka kondisi ini akan mempengaruhi perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika. Variabel selisih tingkat Suku Bunga (SBI) berpengaruh signifikan 

KESIMPULAN
Secara garis besar aspek fundamental yang terdiri dari tingkat inflasi, tingkat suku bunga, tingkat pendapatan, jumlah uang beredar, current account, capital account dan ULN memiliki pengaruh terhadap perubahan kurs valas. Aspek Psiikologis yang terdiri dari spekulasi dan intervensi memiliki pengaruh terhadap perubahan kurs valas. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, untuk mesyarakat pada umumnya, dan bagi para pelaku valas maupun pembuat keputusan sebaiknya lebih meningkatkan ekspor dan mengurangi ketergantungan impor, peningkatan kepercayaan terhadap bank devisa dalam negi juga perlu dilakukan agar para eksportir mau menempatkan dana hasil ekspornya di dalam negri.

Sumber : 

Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama   : P.A.Ningsih
Dosen  : J.Barus, SE.,MMSI

Sabtu, 25 Juni 2016

ESSAY MOTIVASI KERJA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI"


Saya sebagai anak akuntansi, menganggap bidang akuntansi adalah bidang yang sangat penting di bidang manufactur ataupun jasa karena dengan adanya pembelajaran akuntansi banyak hal yang dapat diketahui dalam pengelolaan dana perusahaan sehingga perusahaan dapat terus hidup, jika secara pengelolaan dana keuangannya salah akan terjadi kebangkrutan dalam perusahaan, begitu sangat pentinglah adanya sebagai bidang akuntansi. 
Akuntansi adalah ilmu pasti yang benar-benar harus belajar , berbeda dengan ilmu yang lain yang bisa di pelajari dimanapun atau secara menpelajarinya sendiri.
Kita tidak boleh membatasi diri hanya dengan cita-cita yang setelah tercapai disitu saja tidak mengeksplore lagi kemampuannya, karena bkerja adalah kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerja tuntas.

Adapun perkembangan semakin pesat dalam IPTEK sama hal nya di bidang akuntansi yang mempunyai banyak hal yang harus dipelajari cara menggunakan aplikasi software dalam mengelola dana keuangan, harus belajar terutama bahasa asing, dan pengoperasian aplikasi-aplikasi akuntansi karena persaingan MEA yang semakin ketat jangan menjadikan diri kita melemah dan merasa kalah akan hal tersebut karena " kurangnya kemampuan bukan alasan untuk keberhasilan, tetapi kesungguhan penuh semangat adalah modal keberhasilan".




Tulisan ini untuk memenuhi tugas softskill Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama   : P.A.NINGSIH
Dosen  : J.Barus, SE.,MMSI



UNIVERSITAS GUNADARMA